Aishiteru
Hatiku sedang nyaman nikmati lipatan masa lalu oleh waktu...
Wednesday, December 25, 2013
Begitu Istimewanya Dia
Wednesday, March 20, 2013
Hara kembali malam ini...sejenak
Malam ini Hara mampir melalui jajaran huruf. Mengungkapkan betapa dia sebenarnya sedang berjuang mendapati yang baginya kebenaran hakiki. Diantara bisikan halus malaikat dan rayuan indah setan...
Kami sama sama limbung. Menapak pada pasir hisap yang menjadikan kami bagai makan buah simalakama. Bergerak, mati. Statis, merana...
Kami merana dalam diam...
Menggadaikan perasaan...
Mojokerto, 20 Maret
Pergantian hari...
Sunday, March 17, 2013
Layang- layang biru...
Layang layang biru itu akhirnya terbang dan menyerahkan arah pada kuasa angin. Beradu padu dengan ketinggian, menatap dunia lewat sisi berbeda....
Hidup terus menggerus halus detak detik waktu, menyisipkan perubahan abadi di setiap kedipan nafas. Yang dulu ada, bisa jadi sekarang tiada atau sekedar disesuaikan karena petuah masa. Yang dulu tiada, mungkin sekarang menjadi ada atau dalam proses menjadi ada....
Kadangkala hati lelah mengeja barisan rasa rindu. Pernah juga merasa jera karena cinta yang dimau semakin menjadi deretan kata tanpa makna. Merasa sia sia menanti di sebuah bangku tua pengabdian...
Sesekali layang- layang biru itu terbang rendah, seolah mengejek daya sang bayu. Merendah lalu sedikit oleng dan kembali meninggi memantapkan nyali bertegur sapa dengan langit...
Sketsa hidup masa lalu seolah tersaji rapi untuk kembali dinikmati. Tentang bagaimana mereka awal bertemu, meracik bumbu sayang. Pertautan hati tanpa tatapan mata. Menyatu oleh waktu lalu kembali terpisah oleh kealfaan nyali...
Perempuan itu entah dimana sekarang. Masihkan dia mengukirkan nama lelaki itu di pojok kiri ulu hatinya, seperti janjinya kala itu?
Lelaki itu juga sudah menyeka kering airmata sesalnya. Lalu melarut pada kerdip layar monitor komputer. Melelang layang layang biru berisi kenangannya bersama perempuan dulu itu. Melepas bebas sambil memenjarakan isak tangisnya sendiri. Karena baginya lelaki tak berhak sering menangis. Dan dia lupakan semua...
Malam semakin menua...
Lambaian kehidupan semakin melemah...
Dan mereka hanya tinggal cerita...
Terlupakan dan terkhianati oleh waktu...
Mojokerto
17 maret 2013
Sunday, March 10, 2013
Entah Dimana Hara...
Dulu Hara pernah berjanji pada Adora untuk takkan pernah pergi apapun yang terjadi. Tapi kini hanya sedih yang terus temani Adora. Hara semakin tak terjangkau, semakin tak teraih. Lupakah Hara pada janjinya kala itu? Atau mungkin alur hidup yang lalu memojokkannya dan tak memberikannya kebebasan untuk menjaga janjinya pada Adora?
Adora jadi lebih sering berkesimpulan bahwa dia hanya seklumit permainan hati untuk Hara dan karenanya Hara bisa sesuka hati menekan tombol "end game". Adora betapa ingin memastikannya. Rangkaian huruf berbentuk kata telah berulang kali dikirim tapi tak ada jawaban memuaskan. Dan sekarang Adora ingin mencari jawaban lewat tatapan mata Hara. Tapi, norma lagi lagi tak sekalipun memberi permisi...
Bahagiakan Hara sekarang?
Seharusnya Hara dan Adora bersatu melangkah.
Masihkan Hara menyimpan rasanya untuk Adora?
Dan Adora masih terus setiakan sepenggal bayang cinta untuk Hara yang kini sedang memeluk indah jemari wanitanya....
Adora mencinta dalam lelah...
Adora merindu menantang norma...
Karena baginya Hara adalah impian tak terjamah...
Karena bisa jadi sudah sejak beberapa purnama lalu Hara lupa Adora...
"Jangan menangis, Adora. Lupakan Hara dan berbagialah..."
Mojokerto...
10 Maret 2013
Dengan berjuta rumpun doa untuk Hara
Saturday, March 9, 2013
Seklumit tentang Jogja ....
Sengaja tak kucuci longdress batik coklat ini sejak kubeli selasa lalu. Sudah 4 hari, kupakai 2 kali. Nyaman sekali. Aroma khas baju batik baru ini menjaga aura Jogja tinggal lebih lama....
Dulu aku sangat cinta Jogja dengan alasan budaya tapi tak punya nyali untuk sering berkunjung. Tapi sekarang berbeda. Aku bisa sekena hati ke Jogja. Menikmati akrabnya suasananya, hiruk pikuknya yang menyenangkan. Bisa kunikmati kapan kumau...
Aku suka Jogja...
Lengkap dengan keramaian Malioboro-nya...
Juga alunan radio yang bisa terus terdengar sepanjang trotoar Malioboro....
Dan para tukang becak yang agak tidak menyenangkan bagiku....
Wednesday, March 6, 2013
Dan Kereta Melaju Jauh...
Mentari mulai bersandar di penghujung barat. Meninggalkan alam membentuk bayangan oleh malam yang segera merapat bagai selimut....
Kereta ini melaju tenang bagai gelombang tenang laut pasang. Membujukku melepas bebas pundi pundi rindu yang bahkan belum sempat tersentuh sejuknya pertemuan...
Sebelum berlalu, sempat kuikatkan rindu pada sebungkus nasi kucing sambel teri. Agar suatu masa nanti dia merasakannya. Kuharap rindu itu yang nanti menarik kembali ingatannya pada kenangan yang tertinggal di ruang tunggu terminal 2 tahun lalu...
Jendela kereta ini buram, mirip kisah kami. Berarah pada entah dan bisa jadi akan berakhir laksana hembusan angin yang terasa nyaman namun takkan tergenggam...
Kereta semakin jauh. Riuh gaduh penumpang lain terdengar maksimal...
Biar saja semua menjauh. Karena kami terhalang norma...
Melepas Jogja
6 Maret 2013