
Mojokerto
19 Juli 2009
Sebuah Minggu siang…
12:49
Lelaki itu akhirnya melabuhkan nyawanya pada ketenangan. Sejenak menaruh kesadaran. Beristirahat dalam katupan mata. Begitu tentram dalam lelap. Pulas dan senyap tanpa senada dengkurpun. Tubuhnya terlihat begitu nyaman…
Tak demikian dengan jiwanya. Hatinya sedang sedikit teriris oleh sakit. Oleh kegagalannya menikmati hati bersama wanitanya. Oleh tuduhan wanitanya yang begitu semena- mena. Yang kemudian berhasil disanggahnya dengan bukti tak terbantahkan. Namun, wanita itu begitu kerasa hati. Tak mau sedikitpun perduli pada pembuktian apapun. Wanita itu sudah terlanjur mengerak dalam rasa jengkel. Dan memutuskan untuk tidak memenuhi ajakan lelaki itu untuk melayari hari bersama…
Kasihan sekali lelaki itu…
Lalu dia mengambil sebulat Oskadon yang hanya tinggal satu- satunya di meja balkon kamar si wanita. Obat itu juga adalah sisa dari si wanita. Dia tak perduli. Mungkin aliran kemarahan yang tersumbat membuat isi kepalanya kontraksi. Dia pasti merasa begitu tak nyaman. Diminumnya Oskadon satu- satunya itu. Lalu dia melangkah menuju tempat tidur berbalut sprei hijau itu. Yang juga properti si wanita…
Sedang wanitanya sedang berusaha keras menguapkan rasa bersalahnya pada lelaki pula situ. Sebenarnya dia tak tega menyakiti. Tapi egonya terlanjur luka. Dan dia tak lagi mau perduli perasaan siapapun. Tapi wanita itu sebenar- benarnya begitu tersiksa. Tersiksa oleh egonya sendiri. Tersiksa oleh ketidakperduliannya sendiri. Tersiksa oleh ketegaanya sendiri. Tapi dia diam saja. Dia membiarkan egonya berkuasa. Dan dia biarkan lelaki itu meringkuk pulas. Sedangkan dia disini. Sedang merangkai kata demi melucuti rasa bersalahnya pada lelaki itu…
Lalu…
Wanita itu memutuskan untuk memperbaiki keadaan. Memperbaiki perasaannya, juga perasaan lelaki itu. Dia memutuskan untuk tidak menyia- nyiakan hari Minggunya dengan bersenggama bersama rasa bersalah. Dia mau selalu menikmati hidup. Dia mau jadi Happy Go Lucky!!!!!!
13:09
No comments:
Post a Comment