
Mojokerto
22 Juli 2009
Di sebuah Rabu pagi dengan udara dingin yang sesekali menyelinap ari…
7:29
Permainan memang membawa efek “senang”. Apapun jenis permainannya, pasti akan meninggalkan jejak langkah sang senang di hati. Bahkan tak jarang para pemain hebat akan membuat lawan mainnya terperangkap dalam sebuah candu. Terperangkap dan tak mau lepas meski logikanya jelas- jelas mengatakan bahwa permainan itu berbahaya dan hanyalah sebuah kebohongan belaka. Tapi, toh, kenikmatan yang dirasai berhasil mengaburkan suara logika. Alhasil, para pemain akan menikmati setiap jentik waktu dan tak lagi mengharapkan sebuah kebenaran. Karena semua yang ada sudah terlanjur membahagiakan…
Permainan hati…
Masih ingatkah anda dengan nama Belva Purnama? Perempuan berusia seperempat abad yang selalu mengganggap bahwa logikanya seberbahaya air hujan yang mampu mengkorosi besi. Yang hatinya sekuat liat dan mampu berubah bentuk pun warna dengan cepat. Perempuan dewasa yang oleh karenanya selalu menjajal hati dengan para lelaki. Dia tak pernah berjanji akan setia pada satu lelaki. Dia juga tak pernah mengganggap dirinya berselingkuh karena motifnya hanya pada penjajalan hati. Dia tak pernah memasukkan satu lelakipun di hatinya. Karena dia tak mau berhenti menjajal hati. Karena hatinya hanya gumpalan perasaan liat…
Berkali- kali dia bermain hati. Berkali- kali pula dia menang setelah puas bersenang- senang meski tetap berada di zona tenang…
Permainan hatinya dengan Omar masih berlanjut hingga sekarang meski mereka berdua sudah saling mengakui segala kebohongan. Meski dia telah secara perkasa mengakui bahwa dirinya tak lagi sendiri. Lalu Omar menjadi tak habis pikir. Meski Omar tahu kalau banyak sekali kebohongan diantara mereka, tapi dia tak pernah menyangka Belva berbohong sejauh itu. Belva pun tahu benar bahwa Omar tak selalu berkata jujur. Namun mereka berdua saling menikmati kebohongan itu. Mereka berdua sama- sama saling menikmati permainan hati ini. Tanpa arah pasti. Namun menjanjikan kejutan atas kebohongan selanjutnya. Dan itulah sisi candunya…
Sampai akhirnya…
Mereka berjanji untuk berteman di dunia nyata. Tanpa kebohongan yang artinya tanpa candu…
Kini mereka sedang merangkai pola permainan hati lainnya. Omar dengan perempuan lain. Dan Belva dengan lelaki lain. Saling mencari candu meski masih saling terhubung dalam sebuah janji. Janji untuk berteman di dunia nyata…
Oh..betapa permainan membawa candu…
Betapa kebohongan hanya laksana sebuah keharusan…
Betapa logika sempurna terselimuti saat hati mendominasi…
Dan, Belva akan terus menjajal hati…
Tak pernah berhenti…
Sekian
Terimakasih
8:10
No comments:
Post a Comment