Wednesday, December 25, 2013

Begitu Istimewanya Dia



Dia pemaaf
Dia selalu ada disaat ku membutuhkan
Dia tidak pernh marah disaat ku berbuat salah,malah Dia mmberiku arah jlan keluar dari kesalahan
Dia teman curhat terbaikku
Walaupun kadang aku melupakanNya,tp Dia selalu memberiku byk kbaikan
Dia pernah memberiku msalah,tp Dia ingin mmbuatku agr bs mnjdi lbh bersabar,dewasa dn kuat
Dia sllu mmberiku ksemptan berkali-kali,ketika ku selalu berbuat salah dn membuatNya marah
Dia sangat menyayangiku dan keluargaku
Dia yg memberikan kebahagian dlam hidup
Dia jg mempertemukan ku dengan org yg mencintaiku saat ini,,
Dia membantuku menemukan teman hidupku..
JanjiNya dulu akan mmperkenalkn ku dgn org yg jauh lbh baik,Ia tepati..
Sudah aku temukan sekarang,dan aku bahagia..

Semoga Dia selalu ada untukku,untuk org"yg aku syangi
Kuharap Dia tdk akan pernah pergi meninggalkanku sbesar apapun kslhan dn dosa yg ku perbuat.
Aku akan sllu berusha memberi yg terbaik dn berbuat apa yg yg Dia inginkan..
Aku punya Tuhan yang mencintaiku..
Dengan segala kekuranganku..
Begitu luar biasa dn istimewanya Dia dalam hidupku..
*Allah SWT

Wednesday, March 20, 2013

Hara kembali malam ini...sejenak

Malam ini Hara mampir melalui jajaran huruf. Mengungkapkan betapa dia sebenarnya sedang berjuang mendapati yang baginya kebenaran hakiki. Diantara bisikan halus malaikat dan rayuan indah setan...

Kami sama sama limbung. Menapak pada pasir hisap yang menjadikan kami bagai makan buah simalakama. Bergerak, mati. Statis, merana...

Kami merana dalam diam...
Menggadaikan perasaan...

Mojokerto, 20 Maret
Pergantian hari...

Sunday, March 17, 2013

Layang- layang biru...

Layang layang biru itu akhirnya terbang dan menyerahkan arah pada kuasa angin. Beradu padu dengan ketinggian, menatap dunia lewat sisi berbeda....

Hidup terus menggerus halus detak detik waktu, menyisipkan perubahan abadi di setiap kedipan nafas. Yang dulu ada, bisa jadi sekarang tiada atau sekedar disesuaikan karena petuah masa. Yang dulu tiada, mungkin sekarang menjadi ada atau dalam proses menjadi ada....

Kadangkala hati lelah mengeja barisan rasa rindu. Pernah juga merasa jera karena cinta yang dimau semakin menjadi deretan kata tanpa makna. Merasa sia sia menanti di sebuah bangku tua pengabdian...

Sesekali layang- layang biru itu terbang rendah, seolah mengejek daya sang bayu. Merendah lalu sedikit oleng dan kembali meninggi memantapkan nyali bertegur sapa dengan langit...

Sketsa hidup masa lalu seolah tersaji rapi untuk kembali dinikmati. Tentang bagaimana mereka awal bertemu, meracik bumbu sayang. Pertautan hati tanpa tatapan mata. Menyatu oleh waktu lalu kembali terpisah oleh kealfaan nyali...

Perempuan itu entah dimana sekarang. Masihkan dia mengukirkan nama lelaki itu di pojok kiri ulu hatinya, seperti janjinya kala itu?

Lelaki itu juga sudah menyeka kering airmata sesalnya. Lalu melarut pada kerdip layar monitor komputer. Melelang layang layang biru berisi kenangannya bersama perempuan dulu itu. Melepas bebas sambil memenjarakan isak tangisnya sendiri. Karena baginya lelaki tak berhak sering menangis. Dan dia lupakan semua...

Malam semakin menua...
Lambaian kehidupan semakin melemah...
Dan mereka hanya tinggal cerita...
Terlupakan dan terkhianati oleh waktu...

Mojokerto
17 maret 2013

Sunday, March 10, 2013

Entah Dimana Hara...

Dulu Hara pernah berjanji pada Adora untuk takkan pernah pergi apapun yang terjadi. Tapi kini hanya sedih yang terus temani Adora. Hara semakin tak terjangkau, semakin tak teraih. Lupakah Hara pada janjinya kala itu? Atau mungkin alur hidup yang lalu memojokkannya dan tak memberikannya kebebasan untuk menjaga janjinya pada Adora?

Adora jadi lebih sering berkesimpulan bahwa dia hanya seklumit permainan hati untuk Hara dan karenanya Hara bisa sesuka hati menekan tombol "end game". Adora betapa ingin memastikannya. Rangkaian huruf berbentuk kata telah berulang kali dikirim tapi tak ada jawaban memuaskan. Dan sekarang Adora ingin mencari jawaban lewat tatapan mata Hara. Tapi, norma lagi lagi tak sekalipun memberi permisi...

Bahagiakan Hara sekarang?
Seharusnya Hara dan Adora bersatu melangkah.
Masihkan Hara menyimpan rasanya untuk Adora?
Dan Adora masih terus setiakan sepenggal bayang cinta untuk Hara yang kini sedang memeluk indah jemari wanitanya....

Adora mencinta dalam lelah...
Adora merindu menantang norma...
Karena baginya Hara adalah impian tak terjamah...
Karena bisa jadi sudah sejak beberapa purnama lalu Hara lupa Adora...

"Jangan menangis, Adora. Lupakan Hara dan berbagialah..."

Mojokerto...
10 Maret 2013
Dengan berjuta rumpun doa untuk Hara

Saturday, March 9, 2013

Seklumit tentang Jogja ....

Sengaja tak kucuci longdress batik coklat ini sejak kubeli selasa lalu. Sudah 4 hari, kupakai 2 kali. Nyaman sekali. Aroma khas baju batik baru ini menjaga aura Jogja tinggal lebih lama....

Dulu aku sangat cinta Jogja dengan alasan budaya tapi tak punya nyali untuk sering berkunjung. Tapi sekarang berbeda. Aku bisa sekena hati ke Jogja. Menikmati akrabnya suasananya, hiruk pikuknya yang menyenangkan. Bisa kunikmati kapan kumau...

Aku suka Jogja...
Lengkap dengan keramaian Malioboro-nya...
Juga alunan radio yang bisa terus terdengar sepanjang trotoar Malioboro....
Dan para tukang becak yang agak tidak menyenangkan bagiku....

Wednesday, March 6, 2013

Dan Kereta Melaju Jauh...

Mentari mulai bersandar di penghujung barat. Meninggalkan alam membentuk bayangan oleh malam yang segera merapat bagai selimut....

Kereta ini melaju tenang bagai gelombang tenang laut pasang. Membujukku melepas bebas pundi pundi rindu yang bahkan belum sempat tersentuh sejuknya pertemuan...

Sebelum berlalu, sempat kuikatkan rindu pada sebungkus nasi kucing sambel teri. Agar suatu masa nanti dia merasakannya. Kuharap rindu itu yang nanti menarik kembali ingatannya pada kenangan yang tertinggal di ruang tunggu terminal 2 tahun lalu...

Jendela kereta ini buram, mirip kisah kami. Berarah pada entah dan bisa jadi akan berakhir laksana hembusan angin yang terasa nyaman namun takkan tergenggam...

Kereta semakin jauh. Riuh gaduh penumpang lain terdengar maksimal...

Biar saja semua menjauh. Karena kami terhalang norma...

Melepas Jogja
6 Maret 2013

Rindu yang Mengecoh....

Rindu kadangkala menjerumuskan. Membuat bayangan berkelebat dan menjadikan apapun yang dia lihat seperti Hara...

Lelaki itu sedikit banyak mirip Hara. Mulai dari cara duduk, lekuk tubuh, cara merokok, cara bicara, cara memakai sarung maupun cara besendawanya. Betapa rindu ini begitu mengecoh logikanya...

"Kurindu kamu, Hara. Kutilang pun seolah menyampaikan lirih merdu rindu ini".

masih di sela lipatan kota Jogja...
6 Maret 2013

Doa Adora ....

Yang namanya setia memang tak pernah tersapu waktu. Dan kini Adora masih menyatukan tangan sambil mendoa agar Hara datang nanti siang. Sebuah doa yang dia sendiri tau nilai mungkinnya hanya sebatas bayangan semut malam. Terlalu kecil untuk bisa diharapkan. Tapi setianya masih penuh untuk Hara....

Jogya sudah hampir terhanyut gelayut gerbong kereta. Sore nanti dia kembali melintas propinsi, melipat Jogja rapi lalu menumpuknya diantara ikatan harapan pudarnya. Adora yakin Hara tak datang. Maka dari itu pantaslah jika Adora kecewa....

Mendung menggantung sedari kemarin, sesekali menjatuhkan gerimis halus....

Separuh Februari masih menanti. Akankah Hara menapakkan langkah demi menjawab doa Adora pagi tadi?

Jogja, 6 Pebruari 2013
sebuah rabu yang meredup ...

Sunday, February 24, 2013

Adora dan hujan...

Sejak dulu Adora suka hujan. Karena baginya, hujan adalah bentuk keikhlasan Tuhan kepada alam. Matanya selalu tanpa kedip mengagumi lelehan tetes tipis gerimis di salah satu jendela kaca rumah tempatnya berteduh. Beberapa saat dia lupa pada fakta bahwa dia sedang patah hati. Harapannya untuk berbagi senja dan fajar bersama Hara pupus terjamah norma...

Berjinjit pelan dia dekati kaca basah itu, demi menyentuh dan merasakan nyamannya air yang baginya adalah berkah. Hanya dengan cara itu dia bisa bahagia secara utuh. Tak lagi mengutuk waktu yang menariknya jauh dari Hara. Cukup lama Adora menempelkan kedua telapak tangannya, membiarkannya basah oleh sisa gerimis tadi. Hatinya lalu seakan perlahan membuka kembali lipatan memorinya bersama Hara. Saat keduanya menari ceria dibawah guyuran hujan di sebuah sore, tiga tahun yang lalu. Saling menikmati indahnya rasa hujan yang kebetulan sedang gerimis. Hanya hujan yang mampu menghubungkannya kembali dengan kenangan Hara yang kini mulai meragukan cintanya...

Adora begitu cinta Hara...
Sepertinya Hara juga demikian...

Dan hujanpun akhirnya terhenti. Meski Adora sebenarnya masih ingin lebih lama menyusuri setapak rindunya untuk Hara. Rindu dari sebuah cinta yang selamanya takkan pernah bisa diceritakan pada dunia. Sebuah cinta yang terlumat usia, yang teraduk larut oleh pusaran norma, yang terpaksa terhenti sebelum secara tangguh diperjuangan.

"Biar hujan yang menyimpan kisahnya. Lalu bercerita pada dunia lewat kesejukannya. Karena aku jelas takkan punya nyali berbagi kenangan ini", bathin Adora.


Mojokerto, 24 Februari 2013
Dini hari berteman harap bertemu Hara...

Lima tahun usia pernikahanku dengan Ellen sungguh masa yang sulit. Semakin hari semakin tidak ada kecocokan diantara kami. Kami bertengkar karena hal-hal kecil. Karena Ellen lambat membukakan pagar saat aku pulang kantor. Karena meja sudut di ruang keluarga yang ia beli tanpa membicarakannya denganku, bagiku itu hanya membuang uang saja.
Hari ini, 27 Agustus adalah ulang tahun Ellen. Kami bertengkar pagi ini karena Ellen kesiangan membangunkanku. Aku kesal dan tak mengucapkan selamat ulang tahun padanya, kecupan di keningnya yang biasa kulakukan di hari ulang tahunnya tak mau kulakukan. Malam sekitar pukul 7, Ellen sudah 3 kali menghubungiku untuk memintaku segera pulang dan makan malam bersamanya, tentu saja permintaannya tidak kuhiraukan.
Jam menunjukkan pukul 10 malam, aku merapikan meja kerjaku dan beranjak pulang. Hujan turun sangat deras, sudah larut malam tapi jalan di tengah kota Jakarta masih saja macet, aku benar-benar dibuat kesal oleh keadaan. Membayangkan pulang dan bertemu dengan Ellen membuatku semakin kesal! Akhirnya aku sampai juga di rumah pukul 12 malam, dua jam perjalanan kutempuh yang biasanya aku hanya membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai di rumah.
Kulihat Ellen tertidur di sofa ruang keluarga. Sempat aku berhenti di hadapannya dan memandang wajahnya. “Ia sungguh cantik” kataku dalam hati, “Wanita yang menjalin hubungan denganku selama 7 tahun sejak duduk di bangku SMA yang kini telah kunikahi selama 5 tahun, tetap saja cantik”. Aku menghela nafas dan meninggalkannya pergi, aku ingat kalau aku sedang kesal sekali dengannya.
Aku langsung masuk ke kamar. Di meja rias istriku kulihat buku itu, buku coklat tebal yang dimiliki oleh istriku. Bertahun-tahun Ellen menulis cerita hidupnya pada buku coklat itu. Sejak sebelum menikah, tak pernah ia ijinkan aku membukanya. Inilah saatnya! Aku tak mempedulikan Ellen, kuraih buku coklat itu dan kubuka halaman demi halaman secara acak.
14 Februari 1996. Terima kasih Tuhan atas pemberianMu yang berarti bagiku, Vincent, pacar pertamaku yang akan menjadi pacar terakhirku.
Hmm… aku tersenyum, Ellen yakin sekali kalau aku yang akan menjadi suaminya.
6 September 2001, Tak sengaja kulihat Vincent makan malam dengan wanita lain sambil tertawa mesra. Tuhan, aku mohon agar Vincent tidak pindah ke lain hati.
Jantungku serasa mau berhenti…
23 Oktober 2001, Aku menemukan surat ucapan terima kasih untuk Vincent, atas candle light dinner di hari ulang tahun seorang wanita dengan nama Melly. Siapakah dia Tuhan? Bukakanlah mataku untuk apa yang Kau kehendaki agar aku ketahui…
Jantungku benar-benar mau berhenti. Melly, wanita yang sempat dekat denganku disaat usia hubunganku dengan Ellen telah mencapai 5 tahun.
Melly, yang karenanya aku hampir saja mau memutuskan hubunganku dengan Ellen karena kejenuhanku. Aku telah memutuskan untuk tidak bertemu dengan Melly lagi setelah dekat dengannya selama 4 bulan, dan memutuskan untuk tetap setia kepada Ellen. Aku sungguh tak menduga kalau Ellen mengetahui hubunganku dengan Melly.
4 Januari 2002, Aku dihampiri wanita bernama Melly, Ia menghinaku dan mengatakan Vincent telah selingkuh dengannya. Tuhan, beri aku kekuatan yang berasal daripadaMu.
Bagaimana mungkin Ellen sekuat itu, ia tak pernah mengatakan apapun atau menangis di hadapanku setelah mengetahui aku telah menghianatinya. Aku tahu Melly, dia pasti telah membuat hati Ellen sangat terluka dengan kata-kata tajam yang keluar dari mulutnya. Nafasku sesak, tak mampu kubayangkan apa yang Ellen rasakan saat itu.
14 Februari 2002, Vincent melamarku di hari jadi kami yang ke-6. Tuhan apa yang harus kulakukan? Berikan aku tanda untuk keputusan yang harus kuambil.
14 Februari 2003, Hari minggu yang luar biasa, aku telah menjadi Nyonya Alexander Vincent Winoto. Terima kasih Tuhan!
18 Juli 2005, Pertengkaran pertama kami sebagai keluarga. Aku harap aku tak kemanisan lagi membuatkan teh untuknya. Tuhan, bantu aku agar lebih berhati-hati membuatkan teh untuk suamiku.
7 April 2006, Vincent marah padaku, aku tertidur pulas saat ia pulang kantor sehingga ia menunggu di depan rumah agak lama. Seharian aku berada mall mencari jam idaman Vincent, aku ingin membelikan jam itu di hari ulang tahunnya yang tinggal 2 hari lagi. Tuhan, beri kedamaian di hati Vincent agar ia tidak marah lagi padaku, aku tak akan tidur di sore hari lagi kalau Vincent belum pulang walaupun aku lelah.
Aku mulai menangis, Ellen mencoba membahagiakanku tapi aku malah memarahinya tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Jam itu adalah jam kesayanganku yang kupakai sampai hari ini, tak kusadari ia membelikannya dengan susah payah.
15 November 2007, Vincent butuh meja untuk menaruh kopi di ruang keluarga, dia sangat suka membaca di sudut ruang itu. Tuhan, bantu aku menabung agar aku dapat membelikan sebuah meja, hadiah Natal untuk Vincent.
Aku tak dapat lagi menahan tangisanku, Ellen tak pernah mengatakan meja itu adalah hadiah Natal untukku. Ya, ia memang membelinya di malam Natal dan menaruhnya hari itu juga di ruang keluarga.
Aku sudah tak sanggup lagi membuka halaman berikutnya. Ellen sungguh diberi kekuatan dari Tuhan untuk mencintaiku tanpa syarat. Aku berlari keluar kamar, kukecup kening Ellen dan ia terbangun… “Maafkan aku Ellen, Aku mencintaimu, Selamat ulang tahun…”


Read more: http://sro.web.id/kisah-cinta-sejati-mengharukan.html#ixzz2COPbS0SM

Jangan lupa mengingatku, Hara...

berharap sehari saja bisa berbagi rasa denganmu...
saling berkata jujur tentang rasa...
sambil memohon pada waktu untuk sejenak melambat...
lalu berharap hati bisa kompromi pada situasi...
aku takkan pernah bersyukur atas pertemuan kita sepuluh tahun lalu...
sebuah pertemuan yang lalu menghantarkan kita pada cinta ragu yang tak tepat waktu...
lalu kita sama sama saling menutupi tangis kecewa, saling bersikap kuat...

Kita ingin saling bertukar hati lewat tatapan mata besok. Berusaha mengenang kembali semua yang pernah ada lalu dengan rapi melipat kembali album kisah cinta kita dulu. Dunia kecil kita, yang tak pernah ada orang yang bisa memahaminya. Hingga kini kita harus saling mengalah untuk menjauh...

Hara, jangan pernah lupa mengingatku...
Simpan rapi dunia kecil kita yang mulai usang termakan norma...
Karena kucinta kamu dalam ragu...



Mojokerto, 24 Februari 2013
Sebuah Minggu dini hati
Bersanding dengan remahan harapan bertemu Hara...